Tips Dan Trik

Razia pelanggaran Syariat Islam digencarkan

Dok: AtjehLINK/Ngah
BANDA ACEH - Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Provinsi Aceh akan terus melakukan razia di tempat-tempat penginapan dan rumah kecantikan karena upaya tersebut telah terbukti mengurangi kasus pelanggaran syariat Islam di daerah itu.    

"Alhamdulillah kasus pelanggaran syariat Islam di Aceh, khususnya di Banda Aceh, terus menurun. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan razia di hotel dan salon," kata Kasie Penyidik Satpol PP dan WH Aceh Marzuki di Banda Aceh, hari ini.

Ia menyatakan, dengan adanya razia yang juga didukung aparat kepolisian dan POM TNI, kasus pelanggaran syariat Islam terus menunjukkan penurunan karena oknum masyarakat yang biasanya berbuat mesum di hotel dan salon tidak berani lagi.

"Kalau dalam dua minggu lalu, kami menjaring belasan pasangan yang bukan muhrim melakukan pelanggaran di hotel dan salon. Akan tetapi, tadi malam kami melakukan razia hanya menjaring enam orang saja. Ini menunjukkan kasus pelanggaran mulai turun," katanya.

Pada Sabtu (23/3) malam mulai pukul 21.00 hingga Minggu (24/3) pukul 04.00 WIB, tim gabungan Satpol PP dan WH Aceh, Banda Aceh dan Aceh Besar dibantu dari personel Polri dan POM TNI melakukan razia.

Tim merazia di lokasi yang kerap dijadikan tempat mangkal muda-mudi, seperti wilayah Blang Padang, Taman Sari, Taman Tepi Kali, dan seputaran Ulee Lheue, salon dan beberapa hotel dan salon di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Marzuki menyatakan bahwa warga yang terjaring tersebut dikembalikan ke keluarganya setelah mendapat nasihat agama dan berjanji mereka tidak mengulangi perbuatan maksiat.

Sementara itu, Ketua Umum DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Aceh Tgk H. Burhan menyatakan bahwa pihaknya sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh Satpol PP dan WH tersebut, mengingat pelanggaran syariat Islam, khususnya remaja di daerah ini sangat memprihatinkan.

"Kami sangat mendukung penegakan syariat Islam di Aceh. Kerusakan moral anak-anak remaja kita sekarang ini sudah sangat memprihatinkan kita sehingga perlu penanganan yang serius semua pihak," katanya.

Ia juga berharap agar penegakan syariat Islam tidak hanya dengan cara razia, tetapi bagaimana anak-anak kita sejak dini sampai remaja diberi bekal ilmu agama yang maksimal sehingga mereka tidak terpengaruh dengan pergaulan bebas.

Menurut Burhan, pembekalan ilmu agama tidak cukup di sekolah saja, tetapi bagaimana agar ditambah di lingkungan mereka, seperti di masjid dan meunasah-meunasah.

Oleh karena itu, kata Burhan, kebijakan Gubernur Zaini Abdullah mengadakan pengajian setelah shalat Magrib agar didukung, khususnya aparat gapong (desa) dan kelompok masyarakat dengan mengadakan pengajian di daerahnya masing-masing.

Dikatakan, untuk mencegah perbuatan maksiat, tidak ada cara lain kecuali dengan memperbanyak belajar ilmu agama sehingga apabila anak-anak remaja memiliki ilmu yang banyak, tidak mudah terpengaruh.

Sumber: waspada online
[jemp]
Share this post :

Posting Komentar

 
Design By: Keude.Net | Support | CSS
Copyright © 2013. www.Aceh.us - menerima kiriman tulisan dan foto melalui email : Acehinfocom@yahoo.com
Pedoman Media Siber
INFO IKLAN