Home

Rabu, 20 Maret 2013

Gubernur Se-Sumatera Desak SBY Realisasiikan JSS

Lampung — Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur se-Sumatera dan Rakor Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Hotel Novotel, Bandarlampung, menghasilkan kesepakatan penting. Para kepala daerah sepakat mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempercepat pekerjaan rumah (PR) pem­bangunan infrastruktur Sumatera.

Secara teknis, ada delapan poin kesepakatan penting (lihat tabel) yang berhasil dituangkan dalam rakor yang berlangsung maraton, kemarin (20/3). Di antaranya, mencakup groundbreaking Jembatan Selat Sunda (JSS), jalan tol hingga pengembangan jalur kereta api Sumatera.

Kedelapan poin kese­pa­katan itu ditandatangani tuan rumah Gubernur Lampung Sjac­h­roedin ZP, Gubernur Suma­tera Barat Irwan Pra­yitno, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Gu­bernur Bengkulu Junaidi Ham­sah, Gubernur Kepri HM Sani, Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Wakil Gu­bernur Bangka Belitung Rus­tam Effendi, Wakil Gubernur Riau HR Mambang MIT dan yang mewakili Gubernur Su­matera Selatan Alex Noerdin.

Hal mendasar yang memun­culkan delapan poin kesepa­katan itu yakni, jumlah pen­duduk Sumatera 2012 yang sebesar 52,17 juta jiwa atau 21,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia dengan wilayah da­ratan seluas 25,2 persen dari luas daratan Indonesia.

Lalu, perekonomian Suma­tera merupakan terbesar kedua di Indonesia dengan kontribusi sebesar 23,77 persen dalam bentuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun 2012. Terakhir, kondisi faktual sarana infrastruktur pendukung pem­bangunan di Sumatera juga jadi pertimbangan. 

Delapan poin kesepakatan ini menurut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan akan langsung disampaikan ke Presiden SBY.

“Ya, tadi (kemarin, red) ada hasil yang sudah ditandatangani dan tentu akan segera kita serahkan ke Bapak Presiden tentang apa-apa yang jadi tuntutan,” tuturnya usai memimpin rakor MP3EI didampingi Gubernur Lampung Sjachroedin ZP.

Menteri asal Lampung ini menjelaskan, posisi pemba­ngunan infrastruktur seperti JSS adalah sangat strategis. “JSS agar jadi legacy, mudah-mu­dahan sebelum 2014 sudah di groundbreaking. Lalu, jalanhighway high grade Sumatera mulai Lampung sampai Aceh. Lalu juga rel kereta api,” urainya.

Ia menuturkan, BUMN akan lebih dilibatkan untuk memer­cepat usaha pembangunan in­fra­struktur Sumatera. Salah satunya dengan menggandeng PT Hutama Karya untuk me­ngerjakan jalan tol Sumatera. “Jadi jalan tol Lampung sudah ditugaskan ke BUMN,” katanya.

Sehingga, kata Zulkifli, jika nantinya ada kawasan hutan atau kawasan perkebunan nega­ra yang perlu dibebaskan lahan­nya tingkat kesulitan menjadi semakin lebih kecil. “Karena yang melaksanakan nanti adalah BUMN. Jadi pindah kantong kiri ke kanan,” tuturnya.

Gubernur Lampung Sjach­roedin ZP menyatakan, pihak­nya berharap pemerintah pusat memperhatikan usulan yang dilontarkan para gubernur se-Sumatera itu.

Wakil Gubernur Aceh Muzakir Ma­naf saat diminta pendapatnya mengenai JSS, mengapresiasi terwujudnya JSS. Ia menya­takan, JSS mempunyai peran penting menghubungkan trans­portasi antardua pulau.

Diketahui, pemerintah pusat membagi wilayah Indonesia dengan enam koridor ekonomi. Pertama, koridor ekonomi Su­ma­tera. Kedua, koridor ekonomi Jawa. Ketiga, koridor ekonomi Kalimantan. Keempat, koridor ekonomi Sulawesi–Maluku Uta­r­a. Kelima, koridor ekonomi Ba­li–Nusa Tenggara. Keenam, ko­ridor ekonomi Papua–Maluku.

Pada koridor Sumatera me­ngambil tema sentra produksi dan pengolahan hasil bumi serta lumbung energi nasional. Ke­mudian, koridor Jawa yang me­ru­pakan pendorong industri dan jasa nasional. Koridor Ka­liman­tan merupakan pusat pro­duksi dan pengolahan hasil tambang serta lumbung energi nasional.

Selanjutnya, koridor Bali–Nusa Tenggara yang merupakan pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional. Koridor Sulawesi–Maluku Utara yang merupakan pusat produksi serta pengolahan hasil per­tanian, perkebunan, dan per­ikanan nasional. Terakhir, ko­ridor Papua–Maluku yang me­rupakan pengolahan sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang sejahtera. [tgj]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar