Home

Minggu, 24 Maret 2013

Istana tanggapi isu kudeta

Daniel Sparingga
JAKARTA - Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, akhirnya angkat bicara atas isu kudeta Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono yang berkembang beberapa hari terakhir.

Menurut Daniel Sparingga, Presiden SBY menerima demokrasi sebagai institusi sekaligus sebagai nilai-nilai pribadi.

"Tidak seorang pun dapat mengusik kepercayaan bahwa dedikasi terbaiknya kepada Indonesia adalah memperkuat demokrasi, dan memberinya lebih banyak lagi dengan demokrasi bila ada kelompok yang mengancam akan menurunkannya di tengah jalan," ujar Daniel kepada wartawan melalui pesan singkatnya, hari ini.

Lebih lanjut dia menuturkan, kepercayaan SBY kepada demokrasi membuatnya teguh pada pendirian bahwa rakyat Indonesia berdiri bersamanya untuk menyelesaikan amanat yang diberikan rakyat kepadanya hingga November 2014.

"Tidak ada yang bisa mengancam dan menakut-nakuti dirinya hanya karena segerombolan orang berteriak di jalanan dengan pesan politik yang tak relevan. Pada 25 Maret, Presiden memiliki agenda yang padat dan dia akan bekerja seperti biasa," pungkas Daniel.

Seperti diketahui, pada Senin (25/3), Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) akan melakukan unjuk rasa menuntut pemerintahan SBY-Boediono mundur dari jabatannya.

Ada lima isu yang akan di lontarkan untuk memulai perlawanan terhadap SBY. Yakni, isu nasionalisasi tambang dan Migas, Turunkan Impor, selesaikan kasus korupsi besar terutama jaringan istana, BLBI, Kasus Century, IT KPU, Hambalang, pajak Cikeas. Lalu keempat, hentikan konfik agama dan antar golongan dan kelima adalah adili pelanggaran HAM berat.

Pihak MKRI pun sebelumnya telah membantah bahwa aksi unjuk rasa pada 25 Maret nanti berujung pada makar atau kudeta terhadap Pemerintahan SBY-Boediono.

"Ini hanya demo biasa. Kalau ada yang bayangkan akan sampai berdarah-darah, itu salah," ujar Juru Bicara Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) Erwin Usman di gedung Joeang 45, jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis 21 Maret 2013 lalu. Sebab, kata dia, didalam MKRI adalah tak ada satupun tokoh berlatar militer.

Sumber: waspada online
[jemp]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar