Foto: Republika/Yasin Habibi |
Artinya, meskipun beragama Islam, masjid sebagai pusat peradaban semakin ditinggalkan umat. Kondisi itu juga diperparah dengan faktor ekonomi umat Islam yang lebih rendah dibandingkan umat pemeluk agama lain.
Pernyataan itu dilontarkan Menteri Agama Suryadharma Ali saat meresmikan masjid Al Munawariyah di Pondok Pesantren Al Munawariyah Kabupaten Malang, Ahad (24/3). Menurut dia, kemiskinan yang dialami oleh umat Islam berdampak yang sangat panjang.
''Kemiskinan dalam Islam juga dapat mendekatkan dengan kekufuran,'' cetus Suryadharma.
Akibat kekufuran ini, kata dia, menyebabkan banyak Muslim terjerumus dalam tindakan maksiat. Seperti menjadi pelaku kriminal. Bahkan, lebih parah lagi, karena faktor kemiskinan, banyak umat yang menjadi murtad. Meskipun persoalannya hanya sepele, seperti akibat 10 bungkus mie instan, sebuah tas sekolah, beasiswa belajar, atau karena rumah ibadah umat lain diubah menjadi tempat bermain anak-anak.
"Masjid harus dijadikan sentral kegiatan umat Islam, bukan hanya tempat ibadah," kata Suryadharma Ali
Suryadharma menambahkan, masjid harus dikembalikan sebagai pusat kegiatan umat Islam. Masjid jangan hanya dijadikan tempat ibadah saja. Bahkan, kata Menteri dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, kalau ada anak-anak yang bermain di dalam masjid jangan dilarang. Pasalnya, itu menjadi sarana pengenalan anak pada rumah ibadah umat Islam.
Menurut Suryadharma, masjid jangan tertutup bagi umat muslim. Kalau masjid tertutup, umat semakin lama menjauh dari mengenal masjid.
Menteri Agama mengkritik masjid yang ada disebagian kota besar di Indonesia. Terlebih masjid-masjid yang ada di Jakarta. Pasalnya, sebagian masjid di kota besar sangat tertutup untuk diakses kaum muslim.
"Bahkan lebih parah lagi, kalau di kota, masjid tertutup dan diberi jam buka," tambah Suryadharma Ali.
Sumber: republika online
Posting Komentar