BANDA ACEH - Keseriusan Pemerintah Aceh dalam mempercepatan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan di Aceh, salah satunya diwujudkan dengan diaktifkannya pelabuhan Malahayati di Aceh Besar sebagai basis pelabuhan peti kemas untuk perdagangan dalam negeri.
Dan untuk mendorong percepatan aktivitas jalur perdagangan Aceh dan Jakarta serta sebaliknya, hari ini Pemerintah Aceh bersama dengan PT Pelindo I dan PT Alkan Abadi melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama keperintisan peti kemas dari dan ke Pelabuhan Malahayati.
Noktah kesepakatan tersebut langsung ditandatangani oleh Gubernur Aceh yang mewakili Pemerintahan Aceh, Albert Natsir Direktur Utama PT Pelindo I dan Rickey Sujatno dari PT Alkan Abadi.
Prosesi penandatangan yang dilangsungkan di Aula Serba Guna kantor Gubernur Aceh ini disaksikan oleh segenap usur jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Aceh, Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin dan Bupati Aceh Besar Muchlis Basyah.
Direktur Utama PT Pelindo I Albert Natsir mengatakan, bahwa dengan telah diaktifkannya Pelabuhan Malahayati sebagai pelabuhan peti kemas yang melayani rute domestik Aceh dan Jakarta maka hal ini menandai modernisasi pelabuhan ini sebagai basis perdagangan di Aceh. "Hari ini menjadi momentum bagi kebangkitan ekonomi Aceh," katanya.
Ia menerangkan, indikator kemajuan suatu negeri akan dilihat dari aktivitas pelabuhan di daerah tersebut. "Jika aktivitas pelabuhannya sibuk dan setiap harinya ada rute perjalanan kapal untuk aktivitas perdagangan maka dipastikan bahwa negeri tersebut telah maju secara ekonomi," ujarnya.
Ia mencontohkan negara-negara maju seperti Singapura, China, Jepang dan Malaysia memperlihatkan bahwa kemajuan negara-negara tersebut ditopang oleh tingginya aktivitas pelayaran internasional melalui pelabuhan peti kemas.
"Dengan aktifnya pelabuhan peti kemas Malahayati, maka hal ini tentunya akan berdampak nyata dalam memicu pertumbuhan ekonomi Aceh," tukasnya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan bahwa dengan aktifnya pelabuhan peti kemas di Malahayati, maka hal ini akan menjadi sejarah baru bagi Aceh. "Saya katakan hal ini sejarah baru dikarenakan selama ini operasional angkutan laut dengan sistem peti kemas masih berlangsung sporadis," sebut Gubernur.
Gubernur melanjutkan, dalam perkembangan ekonomi suatu wilayah, sistem angkutan peti kemas adalah hal yang mutlak diperlukan. "Perkembangan kota-kota besar di Dunia, seperti Hongkong, Dubai, Singapura dan Bremen tidak lepas dari aktivitas pelabuhan peti kemas yang tinggi," tandasnya.
Sumber: waspada online
[jemp]
Dan untuk mendorong percepatan aktivitas jalur perdagangan Aceh dan Jakarta serta sebaliknya, hari ini Pemerintah Aceh bersama dengan PT Pelindo I dan PT Alkan Abadi melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama keperintisan peti kemas dari dan ke Pelabuhan Malahayati.
Noktah kesepakatan tersebut langsung ditandatangani oleh Gubernur Aceh yang mewakili Pemerintahan Aceh, Albert Natsir Direktur Utama PT Pelindo I dan Rickey Sujatno dari PT Alkan Abadi.
Prosesi penandatangan yang dilangsungkan di Aula Serba Guna kantor Gubernur Aceh ini disaksikan oleh segenap usur jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Aceh, Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin dan Bupati Aceh Besar Muchlis Basyah.
Direktur Utama PT Pelindo I Albert Natsir mengatakan, bahwa dengan telah diaktifkannya Pelabuhan Malahayati sebagai pelabuhan peti kemas yang melayani rute domestik Aceh dan Jakarta maka hal ini menandai modernisasi pelabuhan ini sebagai basis perdagangan di Aceh. "Hari ini menjadi momentum bagi kebangkitan ekonomi Aceh," katanya.
Ia menerangkan, indikator kemajuan suatu negeri akan dilihat dari aktivitas pelabuhan di daerah tersebut. "Jika aktivitas pelabuhannya sibuk dan setiap harinya ada rute perjalanan kapal untuk aktivitas perdagangan maka dipastikan bahwa negeri tersebut telah maju secara ekonomi," ujarnya.
Ia mencontohkan negara-negara maju seperti Singapura, China, Jepang dan Malaysia memperlihatkan bahwa kemajuan negara-negara tersebut ditopang oleh tingginya aktivitas pelayaran internasional melalui pelabuhan peti kemas.
"Dengan aktifnya pelabuhan peti kemas Malahayati, maka hal ini tentunya akan berdampak nyata dalam memicu pertumbuhan ekonomi Aceh," tukasnya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan bahwa dengan aktifnya pelabuhan peti kemas di Malahayati, maka hal ini akan menjadi sejarah baru bagi Aceh. "Saya katakan hal ini sejarah baru dikarenakan selama ini operasional angkutan laut dengan sistem peti kemas masih berlangsung sporadis," sebut Gubernur.
Gubernur melanjutkan, dalam perkembangan ekonomi suatu wilayah, sistem angkutan peti kemas adalah hal yang mutlak diperlukan. "Perkembangan kota-kota besar di Dunia, seperti Hongkong, Dubai, Singapura dan Bremen tidak lepas dari aktivitas pelabuhan peti kemas yang tinggi," tandasnya.
Sumber: waspada online
[jemp]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar