Imigran Miyanmar |
Seorang polisi mengatakan, delapan orang tewas tersebut merupakan penganut Buddha. Bentrokan itu juga melukai 21 penganut Muslim. Penampungan di Medan dilaporkan BBC penuh sesak oleh pencari suaka Rohingya. Mereka bertemu dengan nelayan ilegal dari Myanmar.
Kepolisian setempat mengintrogasi 30 orang terkait bentrokan tersebut. Warga Indonesia dilaporkan tidak terlibat dalam bentrokan.
Sebelumnya, bentrokan antara umat Muslim dan Budha pecah di Myanmar yang menewaskan puluhan orang pada Maret 2013. Kekerasan juga diterima etnis Rohingya yang merupakan umat Muslim pada 2012. Kekerasan tersebut memaksa ratusan ribu etnis Rohingya mengungsi ke sejumlah negara.
Bentrokan mematikan antara etnis Muslim Rohingya dan Buddha terjadi di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) di Medan, Sumatra Utara, Jumat (5/4) dini hari WIB. Apa yang menjadi latar belakang bentrokan kedua etnis ini?
Kepala Pelaksana harian (Plh) Rudenim Medan, Yusuf Umardani, kepada Republika membeberkan latar belakangnya. Kejadian yang berlangsung pada pukul 02.00 WIB itu karena kelompok Muslim termakan aksi provokasi salah satu di antara mereka.
Aksi yang berujung hilangnya delapan nyawa tersebut juga diduga tersulut dendam sekterian dari negara asal Muslim Rohingya, Myanmar. "Satu orang dari mereka menyebarkan foto-foto (korban) pembantaian saudara-saudara mereka (yang terjadi di Myanmar)," kata Yusuf.
Pelaku provokasi tersebut biasa disapa Ustaz. Kepolisian setempat masih melakukan penahanan terhadap pria yang belum diketahui identitas aslinya itu.
Menurut Yusuf, selama ini kedua kelompok hidup akur. Tapi, belakangan situasi di Rudenim mendadak tegang lantaran beredarnya foto-foto korban pembantaian kelompok Buddha terhadap Muslim Rohingya di Myanmar.
Foto-foto tersebut mencuatkan dendam dari kelompok Muslim. Di Rudenim, sedikitnya tercatat 104 Muslim Rohingya korban kerusuhan di Myanmar. Muslim Rohingya melampiaskan amukannya kepada kelompok Buddha.
Akibatnya, delapan orang tewas yang diidentifikasi beragama Buddha. Korban tewas, antara lain, Aye Min (23 tahun), Myo Co (20), Aung Thu Win (24), Aung Than (44), Min Min (24), Win Tun, Nawe (23), dan Sam Iwin (45).
Sumber: republika online
[jemp]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar