Tips Dan Trik

Teater Garasi Bercerita Pergulatan Budaya Mantan Buruh Migran

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Buruh migran sering dielu-elukan sebagai pahlawan devisa.

Namun, di balik itu semua, ada cerita-cerita yang sedikit diketahui publik tentang pergulatan budaya yang dialami mereka, baik saat di luar negeri maupun ketika kembali ke tanah air.

Penjaga toko di sebuah desa di Kulonprogo tampak kebingungan dengan permintaan salah seorang pembeli. “Tambae (rokok) yang merah,” ungkap
Mas Tri dalam bahasa Korea dicampur dengan bahasa Indonesia.

Karena bingung si penjual pun mengeluarkan barang-barang dagangan yang berwarna merah, dari bungkusnya yang berwarna merah hingga isinya yang
berwana merah.Tidak hanya penjaga toko yang bingung. Para pembeli yang lain pun juga bingung mendengar permintaan lelaki tersebut.

“Barusan pulang dari sana, hawanya tuh ngomong Bahasa Korea. Jadi mau beli ini itu, ngucapnya tuh bahasa Korea. Jadi pada bingung,” tuturnya
bercerita ketika habis kembali dari Korea Selatan.

Mas Tri adalah pria asli Aceh tersebut mencari uang ke Korea Selatan dengan bekerja menjadi teknisi mesin dinamo. Selama empat tahun tinggal di
Korea, ia mendapat berbagai pengalaman, dari bos yang baik kepadanya hingga perjumpaannya dengan sang istri di Korea.

Namun, kemampuan-kemampuannya sebagai teknisi dinamo di Korea tidak bisa dipakai lagi ketika pulang ke Indonesia. Di desa Jangkaran, kini ia menjadi petani. Yang tersisa dari pengalamannya di Korea adalah kemampuan bahasanya, yang secara tidak sadar masih sering digunakan dalam keseharian
dan kemampuannya memasak kimci.

“Semuanya tinggal estetika masa silam yang tidak bisa diaplikasikan di desanya,” ungkapnya. Kalaupun ada kemampuan yang masih bisa dipraktikkan,
semisal, memasak makanan Korea, imbuhnya, hanya untuk mengobati kekangenan dengan Korea Selatan.

Lain lagi dengan cerita Ibu Saerah. Ia merupakan TKI yang bekerja di Arab. Ia mengaku mendapat perlakuan baik dari tuannya di sana. Bahkan, ia sering
mendapat perhiasan dari sang majikan jika sang majikannya tersebut tidak suka dengan perhiasan yang baru dibelinya. Berkat bekerja di Arab
tersebut, ia berhasil membangun rumah ketiga anaknya.

Demikian dua kisah mantan tenaga kerja Indonesia, dari 5 mantan tenaga kerja Indonesia, yang ada dalam pentas Teater Garasi dengan judul Jangkar
Babu, Sangkar Madu, Kamis (26/4) malam, yang dipentaskan dengan model teater dokumenter di Studio Teater Garasi.

Cerita karya sutradara B Verry Handayani tersebut masih memiliki benang merang dengan karyanya sebelumnya, Sum: Cerita dari Rantau (2008), tentang kekerasan yang dialami TKI bernama Sum. (Ardi Teristi Hardi)

Editor: Edwin Tirani
Share this post :

Posting Komentar

 
Design By: Keude.Net | Support | CSS
Copyright © 2013. www.Aceh.us - menerima kiriman tulisan dan foto melalui email : Acehinfocom@yahoo.com
Pedoman Media Siber
INFO IKLAN