Home

Kamis, 11 Juli 2013

Ie Bu Peudah, Bubur Rempah Khas Aceh

Aceh Besar - Dalam bulan suci Ramadhan, hampir semua daerah mempunyai makanan khas yang menjadi bahan berbuka, dah biasanya makanan tersebut jarang dibuat pada bulan-bulan lain, seperti Aceh Besar yang masih ada sebagian masyarakatnya menjaga tradisi membuat Ie Bu Peudah.

Tradisi memasak Ie Bu Peudah, sebagian masyarakat menyebut Ie Bu Peudah, menurut  masyarakat Aceh Besar sudah dilakukan sejak masa lalu. Menurut Anwar (56), salah satu masyarakat Gampong Lam Alue Cut, Kecamatan Kuta Baro, tradisi tersebut sudah dilihatnya sejak ia masih kecil bahkan sekarang ia sudah menjadi koki selama lima tahun berturut-turut.

“Karena hana le ureung laen yang tem, jadi ka limong thon lon nyang tagun Ie Bu Peudah” (Karena tidak ada lagi orang lain yang mau, jadi sudah lima tahun saya yang masak Ie Bu Peudah-red), ujar Anwar sembari menyiapkan bumbu dalam dua belanga besi.

Bahan untuk membuat Ie Bu Peudah menurut Anwar di petik dari gunung di belakang Gampongnnya, biasanya sebelum Ramadhan para lelaki di gampong tersebut, beramai-ramai ke gunung mencari varian daun-daun. Kaum perempuan bertugas menjemur hingga kering dan menumbuk sampai halus. Biasanya sampai empat puluh empat jenis.

Sementara itu ditemui ditempat terpisah, Ibrahim (69), menyatakan, bahwa bahan-bahan yang harus ada dalam racikan Ie Bu Peudah, diantaranya, daun serapat, seumalu bate, seurumpung, tahe peuha, balek angen, kunyit, lada, beras. Ibrahim juga menambahkan bahwa, hanya daun tongkat ali yang tidak boleh dicampur ke dalam bumbu.

Masyarakat di Gampong Lam Alue Cut setiap sore datang ke meunasah dengan membawa tempat untuk membawa pulang Ie Bu Peudah. Tidak hanya untuk masyarakat setempat, masyarakat yang ingin berbuka dengan makanan tersebut juga boleh datang mengambil kesana. Soal rasa dan bentuk, jenis makanan ini seperti bubur yang dicampur jamu.

Seluruh Gampong di kecamatan Kuta Baro masih melakukan tradisi ini, hanya saja pada saat konflik di beberapa Gampong tradisi ini sempat hilang karena masyarakat tidak bisa ke gunung, tapi Gampong Lam Alue Cut tetap melakukan tradisi ini saat itu. (Zamroe)

Sumber : Atjehlink.com
Foto : Acehkita.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar