“Tidak muat lagi, jadi tidak bisa ikut. Saya salat di tenda tidur saja,” ujar Rusli, 46 tahun, salah satu pengungsi di posko tersebut, Selasa malam, 9 Juli 2013.
Baginya, salat tarawih di tenda adalah hal pertama. Ia pun mengaku sangat sedih jika tahun ini harus melaksanakan salat di dalam tenda. Kata dia, puasa kali ini seakan terasa tidak istimewa karena mereka tidak bisa kumpul dengan keluaraga sebagaimana biasanya.
Dia menambahkan, para pengungsi di tempat tersebut sangat ingin melaksanakan tarawih, apalagi tarawih perdana. Namun katanya, ia dan yang lainnya paham jika hal tersebut merupakan keterbatasan karena musibah yang sudah terjadi.
Dia dan pengungsi yang lainnya berharap, pemerintah maupun siapa saja segera membantu untuk membangun masjid. “Kami sangat ingin lebaran nanti kami bisa melakukan salat lebaran di masjid dengan damai,” kata dia.[](ma)
Sumber: atjehpost.com
[jemp]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar