Tips Dan Trik

Perjanjian Damai Belum Menebus Pengorbanan Rakyat

Ilustrasi Perjanjian Helsinki/dok: google
Lhoksukon - Kamis (15/8/2013) besok, perjanjian damai (MoU) Helsinki genap berusia delapan tahun. Selama itu Mantan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Syekhy LW mengaku perjanjian damai belum mampu menebus pengorbanan rakyat selama konflik berpuluh tahun. " Kita merasa bahwa perdamaian ini tidak bisa menebus pengorbanan rakyat dan kombatan. Hanya beberapa orang saja yang sejahtera. Padhal penting sekali membangun kesejahteraan bagi semua masyarakat," ujarnya yang dituliskan Rabu (14/8/2013).

Diakui maupun tidak, dalam beberapa tahun terakhir kondisi perekonomian Aceh kian merosot sambung Syekhy. Pemerintah Aceh sebagai pemegang mandate kekuasaan mesti bertindak cepat dan tegas untuk mengorganisir setiap kesatuan pemerintahannya untuk menjawab tuntutan masyarakat. Ketersediaan tenaga kerja baik melalui investasi mikro begitu juga makro dengan kehadiran berbagai perusahaan multi nasional merupakan urgensi penting yang akan selalu menjadi momok bagi kelangsungan damai.

Urgensi lainnya yang perlu segera lakukan yakni upaya rekonsiliasi politik antar pemegang kepentingan. Harusnya dinamika pembangunan politik Aceh tidak bergerak mundur dengan adanya ketegangan-ketegangan politik yang mengakibatkan korban harta dan jiwa. Pemerintah Aceh perlu memediasi adanya komunikasi lintas sektor masyarakat sehingga semua pihak dapat dilibatkan dalam setiap tahapan pembangunan.

"Jalankan juga demokrasi yang sebaik-baiknya dan hilangkan pula pola-pola permusuhan. Sudah saatnya kita bangun ekonomi makro maupun mikro, agar terciptakan lapangan kerja untuk rakyat yang seluas-luasnya. Kemudian, hentikan segera gagasan yang tidak pro rakyat," demikian katanya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Mantan Komando GAM wilayah II Batei Iliek, Tgk Hasnawi Ilyas alias Awi Juli. Kepada The Globe Journal, dirinya mengeluhkan dengan kondisi di Aceh yang dihadapi sekarang ini. Sebab, hanya Eks GAM tertentu saja yang sejahtera.

"Dulu sama-sama pegang senjata dan bersembunyi di dalam hutan. Tapi sekarang mereka sudah lupa. Mereka yang sekarang ini punya jabatan, lebih mementingkan perut mereka sendiri. Apakah mereka tak memikirkan dengan nasib teman-teman seperjuangan mereka dulu?" ucapnya yang kini membentuk sebuah Forum bernama Forum Aneuk Nanggroe Aceh Peduli Damai (FANA-PD).
"Delapan tahun MoU Helsinki harus menjadi waktu untuk memikirkan kesejahteraan semua orang," sambungnya. [005]

Sumber: TGJ
[jemp]
Share this post :

Posting Komentar

 
Design By: Keude.Net | Support | CSS
Copyright © 2013. www.Aceh.us - menerima kiriman tulisan dan foto melalui email : Acehinfocom@yahoo.com
Pedoman Media Siber
INFO IKLAN