Home

Selasa, 01 Oktober 2013

Azwar Abubakar: Banyak Orang Aceh Cerdas, Sedikit yang Terbitkan Buku

Menteri PAN & Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar (FOTO ANTARA)
Jakarta - Sebagai kaum intelektual asal Aceh di Jakarta, maka perlu memikirkan adanya sebuah lembaga yang menggagas perpustakaaan yang khusus menghimpun buku-buku dan bahan bacaan terkait dengan khasanah Aceh.

“IMPAS dapat menggagas perpustakaan mini, yang isinya adalah buku-buku khas tentang khazanah Aceh. Nanti untuk buku-bukunya dapat bekerja sama dengan penerbit, buku tentang hal ikhwal ke-Aceh-an masih sangat terbatas, apalagi di Jakarta,” sebut Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar ketika menerima audiensi Pengurus Ikatan Mahasiswa Pascasarjana (IMPAS) Aceh-Jakarta Senin (30/9/2013) di ruang kerjanya.

Azwar juga menambahkan, sekarang ini, banyak peneliti dari berbagai perguruan tinggi dalam negeri maupun laur negeri, merasa kewalahan untuk menulis tentang Aceh. Apalagi buku-buku tentang fenomena masyarakat Aceh, tidak hanya daftar bukunya yang terbatas, penulisnya juga.

Azwar menyarankan seharusnya kaum intelektual muda dapat memprakarsai adanya tradisi menulis di kalangan mahasiswa, apalagi mahasiswa pascasarjana.

“Cukup banyak orang Aceh yang cerdas, namun sedikit yang melahirkan buku. Oleh karena itu IMPAS perlu memotivasi anggotanya untuk gemar menulis, tentang apa saja. Pengurus IMPAS silakan menulis, kita akan fasilitasi untuk publikasi,” kata Azwar dengan nada optimis.

Audiensi yang dihadiri oleh 12 orang pengurus IMPAS, dipandu oleh wakil ketua IMPAS, Zulfikar berjalan dalam suasana santai dan sesekali diwarnai dengan gelak tawa kerena Azwar menyampaikan nasehatnya secara sangat humoris.

Terkait dengan tawaran itu, ketua IMPAS Aceh-Jakarta, Yusra Jamali menyatakan siap menghimpun para pengurus dan memohon dukungan dari semua pihak terutama kementerian terkait untuk mendukung program menghimpun 1000 judul buku tentang Aceh di Jakarta. Sekarang ini kami sudah memulai dengan setiap alumni dapat menyumbang 2 buku untuk pustaka IMPAS.

Yusra juga menambahkan, semoga dengan adanya pustaka ini, maka diharapakan kebutuhan buku tentang Aceh dapat sedikit terpenuhi. Disamping itu teman-teman IMPAS juga lebih bergairah untuk membaca dan menulis tentang Aceh.

“Daerah lain, kadang-kadang dongeng menjadi sejarah. Sementara di Aceh sejarah malah jadi dongeng. Semua perlu ditulis, jangat takut salah. Ada generasi berikutnya yang menilai,” pinta Yusra.

Sumber: TheGlobeJournal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar