Bank Indonesia (BI) hari Kamis (10/10) ini merilis hasil Survei Konsumen edisi September 2013 dan Survei Penjualan Eceran edisi Agustus 2013 yang dilakukan terhadap 4.600 rumah tangga di 18 kota besar di tanah air. Berdasarkan survei ini, terjadi peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) pada September 2013 akibat meningkatnya penghasilan dan membaiknya persepsi terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan. Sementara pada sisi lain, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat dari bulan sebelumnya.
Menurut hasil survei itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2013 turun 0,7 poin menjadi 107,1 dibanding Agustus 2013. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan yang cukup signifikan dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dari 110,8 (Agustus 2013) menjadi 108,6 (September 2013.
Namun survei BI juga menemukan fakta lain, yaitu meningkatnya IKE saat ini sebesar 2,8 poin menjadi 12,79 dibanding Agustus 2013. Kenaikan IKE ini, didukung oleh kenaikan indeks ketersediaan lapangan pekerjaan sebesar 0,7 poin dari bulan Agustus sebesar 84,5.
“Peningkatan IKE terjadi di 7 kota yang disurvei dengan kenaikan terbesar di Manado (25,5 poin) dan Semarang (18,7 poin), dan kelompok berpenghasilan Rp 3-4 juta mengalami peningkatan IKE terbesar dibanding kelompok lainnya,” tulis BI dalam siaran persnya.
Harga-Harga Kembali Meningkat
Survei BI ini juga memberikan peringatan adanya kecenderungan kenaikan harga pada 3 (tiga) bulan mendatang (Desember 2013), setelah sempat menurun paska hari raya Idul Fitri lalu. Peningkatan permintaan sehubungan dengan Natal dan Tahun Baru, diperkirakan menjadi pendorong utama kenaikan Indeks Ekspetasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang, dari 166,0 menjadi 171,5.
Kenaikan harga pada 3 bulan mendatang diperkirakan terjadi pada semua kelompok komoditas, dengan peningkatan terbesar pada kelompok bahan makanan (7,8 poin), dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (6,7 poin). Tekanan kenaikan harga terbesar diperkirakan terjadi di kota Mataram (12,3 poin) dan Jakarta (10,6 poin).
Survei BI juga memperkirakan, pada 6 bulan mendatang (Maret 2014) akan terjadi kenaikan harga. Hal ini tercermin dari peningkatan indeks ekspektasi harga 6 bulan yang akan datang, dari 171,2 menjadi 173,8.
Adapun pelaksanaan Pemilu pada bulan April 2014, diperkirakan akan mendorong terjadinya kenaikan harga-harga barang secara umum mulai bulan Maret 2014.
“Meningkatnya tekanan kenaikan harga tersebut terjadi di 9 kota, tertinggi di Pangkal Pinang (10,5 poin) dan Mataram (10,0 poin),” tulis BI.
Sumber: setkab.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar