Pengantar melambaikan tangan ke Jamaah Calon Haji (JCH) kloter 8 (kloter terakhir) yang menaiki bus untuk masuk asrama di depan Masjid Raya, Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (8/10). Tahun ini Embarkasi Haji Banda Aceh memberangkatkan 8 kloter JCH ke tanah suci yang terdiri dari 3.111 orang. SERAMBI/M ANSHAR
* Uang Baitul Asyi Dibagikan
MEKKAH - Seluruh Jamaah Calon Haji (JCH) asal Aceh dari kelompok terbang 1 hingga 7 sudah berada di Mekkah. Bagi JCH yang belum melakukan umrah wajib, maka segera melaksanakannya. Sementara itu, pembagian uang Baitul Asyi kepada JCH asal Aceh terus berlangsung.
Seorang JCH asal Lhokseumawe, Yuswardi Mustafa yang tergabung dalam kloter 4, kepada Serambi, Selasa (8/10) sore, mengabarkan via BBM bahwa ketika seluruh JCH Aceh sudah berada di Mekkah saat ini, pelaksanaan tawafnya dilakukan dengan memilih waktu-waktu yang tepat. “Tawaf kami lakukan seusai shalat Isya sampai pagi, karena pada waktu itulah kondisi tawaf tak begitu rapat. Apabila tawaf dilakukan pada pagi atau siang hari, maka akan sangat padat dengan jamaah lainnya yang berasal dari seluruh dunia,” lapor mantan wartawan Serambi Indonesia ini.
Bagi mereka yang sudah tawaf umrah, kata Yuswardi, maka sudah selesai tugas mereka. Mereka hanya datang ke Masjidil Haram untuk menunaikan shalat fardu lima waktu.
Ia tambahkan, secara umum kondisi jamaah Aceh tergolong prima. Hanya beberapa orang yang terserang flu, batuk, dan letih. Mereka biasanya langsung meminta obat ke tim medis agar cepat sembuh. Terkait cuaca di Mekkah, Yuswardi mengatakan cuaca kemarin agak mendung. Dengan adanya perbaikan yang dilakukan di luar masjid, maka jamaah dianjurkan untuk selalu memakai masker, karena banyak beterbangan dari bangunan yang sedang diperbaiki.
Menurutnya, perbaikan yang dilakukan hanya di bagian luar Masjidil Haram, sehingga untuk pelaksanaan shalat tidak terkendala. Hanya pada saat tawaf yang menjadi persoalan, karena lokasinya kecil.
Sementara itu, Wartawan Serambi yang sedang berhaji, Nurdinsyam dari Mekkah tadi malam melaporkan, tahun ini Lembaga Baitul Asyi Arab membagikan enam juta rial dana Baitul Asyi untuk JCH dari Aceh. Jika tahun lalu masing-masing jamaah mendapatkan 1.200 rial, tahun ini justru kebagian 1.500 rial, karena adanya pemotongan kuota haji sebesar 20 persen.
Dana itu kemarin dibagikan kepada jamaah Kloter VII di Maktab 112 Masbahjin yang lokasinya dekat terowongan menuju Masjidil Haram. Dana itu dibagikan langsung oleh Nazir Baitul Asyi Arab, Dr Abdul Latif Baltur Syech Munir Asyi dan Syech Khalid Asyi (dua nama terakhir cicit Habib Bugak) serta didampingi Drs Syaiba Ibrahim (Karo keistimewaan Aceh), dan Prof Dr Azman Ismail (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh).
Dana segar itu dibagikan di lantai dasar Maktab 112 yang berlantai sepuluh. Jamaah kloter 7 yang berjumlah 440 orang menyesaki lobi maktab dan sempat juga ada jamaah non-Aceh yang coba bergabung, namun mereka tak memiliki kartu tanda pembagian hingga langsung ke luar dari meja panitia. “Wah enaknya jamaah Aceh dapat uang ekstra, kapan kita kek gitu ya,” ujar seorang jamaah Jawa Timur dari lantai 3.
Jamaluddin, mediator Baitul Asyi dengan Pemerintah Aceh mengatakan, dana Baitul Asyi berasal dari investasi Rumah Wakaf dalam bentuk hotel berbintang dan penginapan biasa yang diberikan bagian keuntungannya kepada jamaah haji Aceh sejak delapan tahun terahir. Sebelumnya dana itu diberi langsung ke Aceh oleh pihak Baitul Asyi Arab.
Sementara itu, pukul 15 waktu Arab Saudi kemarin, jamaah makin menyesaki Masjidil Haram. Para pekerja renovasi terkadang harus tiba-tiba membuat portal, karena lokasi renovasi Masjidil Haram terus berpindah menurut segmen pekerjaan.
Jamaah baru bisa masuk ke lantai dasar jika pergi sejak subuh dan tak pulang-pulang untuk mendapatkan posisi di lantai tawaf utama seputar Kakbah. Jika tidak, hanya kebagian tempat di lantai dua atau di pelataran luar masjid.
Dari Banda Aceh dilaporkan, 103 JCH Aceh yang mayoritas berasal dari Banda Aceh tergabung dalam kloter 8 sekitar pukul 15.00 WIB kemarin mulai masuk ke Asrama Haji Banda Aceh. Para JCH yang menggunakan dua bus ini disambut panitia penyelengara ibadah haji dan menjalani pemeriksaan barang dan kesehatan.
Menurut Koordinator Subbag Humas Haji Aceh, H Akhyar MAg, kesehatan JCH dalam keadaan baik dan akan take off sekitar pukul 17.45 WIB yang bergabung dengan Kloter 16 Sumut dan Kloter 17 Sumsel, Rabu (9/10).
Akhyar juga mengatakan, JCH asal Medan akan diberangkatkan dengan regular flight GA 142 9 Oktobeber dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang. Tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar pukul 10.45 WIB. JCH ini menginap beberapa jam di Asrama Haji Banda Aceh sebelum berangkat bersama JCH Aceh ke Bandara SIM. (hs)
sumber : http://aceh.tribunnews.com
* Uang Baitul Asyi Dibagikan
MEKKAH - Seluruh Jamaah Calon Haji (JCH) asal Aceh dari kelompok terbang 1 hingga 7 sudah berada di Mekkah. Bagi JCH yang belum melakukan umrah wajib, maka segera melaksanakannya. Sementara itu, pembagian uang Baitul Asyi kepada JCH asal Aceh terus berlangsung.
Seorang JCH asal Lhokseumawe, Yuswardi Mustafa yang tergabung dalam kloter 4, kepada Serambi, Selasa (8/10) sore, mengabarkan via BBM bahwa ketika seluruh JCH Aceh sudah berada di Mekkah saat ini, pelaksanaan tawafnya dilakukan dengan memilih waktu-waktu yang tepat. “Tawaf kami lakukan seusai shalat Isya sampai pagi, karena pada waktu itulah kondisi tawaf tak begitu rapat. Apabila tawaf dilakukan pada pagi atau siang hari, maka akan sangat padat dengan jamaah lainnya yang berasal dari seluruh dunia,” lapor mantan wartawan Serambi Indonesia ini.
Bagi mereka yang sudah tawaf umrah, kata Yuswardi, maka sudah selesai tugas mereka. Mereka hanya datang ke Masjidil Haram untuk menunaikan shalat fardu lima waktu.
Ia tambahkan, secara umum kondisi jamaah Aceh tergolong prima. Hanya beberapa orang yang terserang flu, batuk, dan letih. Mereka biasanya langsung meminta obat ke tim medis agar cepat sembuh. Terkait cuaca di Mekkah, Yuswardi mengatakan cuaca kemarin agak mendung. Dengan adanya perbaikan yang dilakukan di luar masjid, maka jamaah dianjurkan untuk selalu memakai masker, karena banyak beterbangan dari bangunan yang sedang diperbaiki.
Menurutnya, perbaikan yang dilakukan hanya di bagian luar Masjidil Haram, sehingga untuk pelaksanaan shalat tidak terkendala. Hanya pada saat tawaf yang menjadi persoalan, karena lokasinya kecil.
Sementara itu, Wartawan Serambi yang sedang berhaji, Nurdinsyam dari Mekkah tadi malam melaporkan, tahun ini Lembaga Baitul Asyi Arab membagikan enam juta rial dana Baitul Asyi untuk JCH dari Aceh. Jika tahun lalu masing-masing jamaah mendapatkan 1.200 rial, tahun ini justru kebagian 1.500 rial, karena adanya pemotongan kuota haji sebesar 20 persen.
Dana itu kemarin dibagikan kepada jamaah Kloter VII di Maktab 112 Masbahjin yang lokasinya dekat terowongan menuju Masjidil Haram. Dana itu dibagikan langsung oleh Nazir Baitul Asyi Arab, Dr Abdul Latif Baltur Syech Munir Asyi dan Syech Khalid Asyi (dua nama terakhir cicit Habib Bugak) serta didampingi Drs Syaiba Ibrahim (Karo keistimewaan Aceh), dan Prof Dr Azman Ismail (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh).
Dana segar itu dibagikan di lantai dasar Maktab 112 yang berlantai sepuluh. Jamaah kloter 7 yang berjumlah 440 orang menyesaki lobi maktab dan sempat juga ada jamaah non-Aceh yang coba bergabung, namun mereka tak memiliki kartu tanda pembagian hingga langsung ke luar dari meja panitia. “Wah enaknya jamaah Aceh dapat uang ekstra, kapan kita kek gitu ya,” ujar seorang jamaah Jawa Timur dari lantai 3.
Jamaluddin, mediator Baitul Asyi dengan Pemerintah Aceh mengatakan, dana Baitul Asyi berasal dari investasi Rumah Wakaf dalam bentuk hotel berbintang dan penginapan biasa yang diberikan bagian keuntungannya kepada jamaah haji Aceh sejak delapan tahun terahir. Sebelumnya dana itu diberi langsung ke Aceh oleh pihak Baitul Asyi Arab.
Sementara itu, pukul 15 waktu Arab Saudi kemarin, jamaah makin menyesaki Masjidil Haram. Para pekerja renovasi terkadang harus tiba-tiba membuat portal, karena lokasi renovasi Masjidil Haram terus berpindah menurut segmen pekerjaan.
Jamaah baru bisa masuk ke lantai dasar jika pergi sejak subuh dan tak pulang-pulang untuk mendapatkan posisi di lantai tawaf utama seputar Kakbah. Jika tidak, hanya kebagian tempat di lantai dua atau di pelataran luar masjid.
Dari Banda Aceh dilaporkan, 103 JCH Aceh yang mayoritas berasal dari Banda Aceh tergabung dalam kloter 8 sekitar pukul 15.00 WIB kemarin mulai masuk ke Asrama Haji Banda Aceh. Para JCH yang menggunakan dua bus ini disambut panitia penyelengara ibadah haji dan menjalani pemeriksaan barang dan kesehatan.
Menurut Koordinator Subbag Humas Haji Aceh, H Akhyar MAg, kesehatan JCH dalam keadaan baik dan akan take off sekitar pukul 17.45 WIB yang bergabung dengan Kloter 16 Sumut dan Kloter 17 Sumsel, Rabu (9/10).
Akhyar juga mengatakan, JCH asal Medan akan diberangkatkan dengan regular flight GA 142 9 Oktobeber dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang. Tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar pukul 10.45 WIB. JCH ini menginap beberapa jam di Asrama Haji Banda Aceh sebelum berangkat bersama JCH Aceh ke Bandara SIM. (hs)
sumber : http://aceh.tribunnews.com
Posting Komentar