Tips Dan Trik

Lunturnya Kearifan Lokal Berdampak pada Rusaknya Ekosistem Laut

Jakarta - Lunturnya kearifan lokal masyarakat pesisir rupanya berdampak besar terhadap perubahan ekosistem laut. Saat ini banyak ekositem laut yang diketahui sudah rusak.

"Jaman dahulu Indonesia dikenal dengan kearifan lokal yang dimiliki masing-masing daerah, nilai-nilai tersebut yang sebenarnya menjaga keberadaan ekosistem pesisir," ujar anggota Terangi divisi pengelolaan terumbu karang, Idris saat berbincang dengan detikcom, di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, Rabu (24/4/2013).

Idris mengatakan, salah satu kearifan lokal yang mulai memudar adalah perburuan ikan paus di Halmahera, Kepulauan Maluku. Dahulu, perburuan ikan paus dilakukan hanya jika ada acara-acara tertentu. Namun semenjak ritual itu menjadi daya tarik wisatawan, masyarakat Halmahera sudah mulai memburu ikan paus secara gila-gilaan.

"Tradisi yang biasa dilakukan setiap satu tahun sekali, dimana ikan tersebut menjadi sumber penghasilan mereka, namun belakangan semenjak menjadi daerah wisata mereka sudah berburu paus tanpa memikirkan kearifan lokalnya," kata Idris.

Menurut Idris, sikap pemerintah cenderung tidak peduli untuk melakukan perawatan kondisi ekosistim laut. Padahal, saat ini sudah banyak NGO (Non-governmental organization) yang mengeluarkan dana tak sedikit untuk memperbaiki dan menjaga ekosistim laut di Indonesia.

"Bahkan triliunan dolar dikeluarkan orang asing untuk memperbaiki ekosistem, mungkin masyarakat kita masih belum menyadari pentingnya ekosistem tersebut, ketika hilang baru kita kebingungan," ujarnya.

Idris mencontohkan dalam kegiatan merawat terumbu karang, sejauh ini pemerintah hanya melakukan transplantasi, tidak melakukan perawatan lebih lanjut. Alhasil terumbu karang tersebut tidak dapat bertahan hidup lebih lama.

Sudah saatnya masyarakat kembali kepada kearifan lokal di masing-masing daerah. "Nah kesempatan ini mulai dimanfatkan oleh pemerintah dalam memberdayakan atau menjaga ekosistem lingkungan pesisir laut, seperti kearifan lokal Panglima Laut di Aceh, Awig-Awig di Bali, dan Sasi di Papua. Dimana masyarakat atau nelayan tidak diperbolehkan menangkap ikan di lokasi tertentu," tandasnya.


(edo/rna)
Share this post :

Posting Komentar

 
Design By: Keude.Net | Support | CSS
Copyright © 2013. www.Aceh.us - menerima kiriman tulisan dan foto melalui email : Acehinfocom@yahoo.com
Pedoman Media Siber
INFO IKLAN