ACEH UTARA (AcehInfo): Sekitar 3.500 hektare tanaman padi warga Kecamatan Sawang di bagian utara, Aceh Utara dan Bandar Baro terancam gagal panen akibat kekeringan. Martunis, Politisi Partai Nasional Aceh (PNA) menilai kondisi itu harus ditangani serius oleh pemerintah daerah.
Martunis menyebutkan, kekeringan di Sawang Utara dan Bandar Baro merupakan musibah yang mengakibatkan kerugian besar bagi petani. Menurutnya pemerintah daerah jangan tutup mata dengan kondisi tersebut. Untuk penanganan darurat, harus diupayakan program pompanisasi. Namun untuk jangka panjang, pembangunan Waduk Teupin Keubeu segera direalisasikan sampai selesai.
Sementara Manzayadi, Geusyik Cot Lambideng, Sawang menjelaskan, sekuranganya 1.000 ha lahan di kecamatan tersebut sangat bergantung dengan suplai air dari Waduk Teupin Kebeu. Namun karena pembangunan waduk dan bendungan tidak berfungsi, lahan tersebut mengalami kekeringan.
Sudirman,30, warga Bandar Baro menambahkan sekitar 2.500 ha lahan sawah di Bandar Baro juga mengalami kekeringan. “Tanaman padi di lahan sawah kami mengalami kekeringan sekarang,” jelasnnya. Sementara hujan juga jarang turun, sehingga sawah warga tidak mendapat air yang cukup. Padi yang baru ditanam menjadi kering.
Anwar,30, tokoh pemuda Teupin Reusep, Sawang juga berkomentar pembangunan Waduk Teupin Keubeu telah diterlantar. Sampai sekarang belum sapai 30 persen pembangunan waduk diselesaikan. Bahkan bendungan Sawang yang menjadi sumber air, juga belum selesai dibangun. Akibatnya air ke sawah warga juga tidak bisa disalurkan.(Faizal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar