Sejumlah buruh mengangkut tebu hasil panen untuk dikirim ke pabrik gula saat musim giling perdana tahun ini di kelurahan Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, Selasa (29/5). ANTARA/Ari Bowo Sucipto |
Pihak perusahaan sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman untuk percepatan pembangunan pabrik yang berlokasi di Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. Pabrik tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 75 hektare, dan pembangunan akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama diperuntukkan bagi pengolahan tebu dan gula pasir, sementara tahap kedua untuk menghasilkan etanol dan pembangkit listrik yang direncanakan mempunyai daya hingga 30 megawatt.
Menurut Naanda, tenaga listrik yang dihasilkan akan dipakai untuk kegiatan operasional pabrik sebesar 7 hingga 8 megawatt dan sisanya akan dikomersialkan. "Kami meminta agar pemerintah daerah dapat membantu pelebaran jalan ke lokasi. Sebab, akses keluar-masuk lokasi pabrik masih sempit," katanya.
Menanggapi permintaan pihak perusahaan, Bupati Aceh Tengah Nasaruddin mengatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk pelebaran jalan tersebut. Berikutnya, Nasaruddin juga menekankan perlu dilakukan re-agreementterkait dengan rencana pembangunan dan kegiatan operasional pabrik, dengan poin yang lebih detail dan jelas. "Investasi ini diharapkan membawa manfaat bagi masyarakat, terutama petani tebu di Aceh Tengah," ujarnya.
Menurut Nasaruddin, tebu sebagai bahan baku pengolahan gula pasir merupakan salah satu komoditas utama Kabupaten Aceh Tengah, selain kopi arabika. Saat ini, lahan tebu Aceh Tengah memiliki luar areal 7.939 hektare, dengan luas panen mencapai 6.111 hektare, dan produksi sebanyak 48.888 ton per tahun. Produktivitasnya mencapai 8.000 kilogram per hektare. Banyuwangi juga dikenal sebagai produsen tebu.
ADI WARSIDI
Posting Komentar