BANDA ACEH - Nurlaila tak kuasa menahan tangis ketika mengingat Novi Wahyuni (25) yang tak lagi hadir di tengah keluarga. Adik kandungnya yang berprofesi sebagai guru pendidikan anak usia dini (PAUD) di Banda Aceh diduga menjadi korban penculikan orang tak dikenal.
Kesedihan perempuan warga Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, itu bertambah karena sejak Novi hilang dua pekan lalu, orang yang mengaku sebagai penculik kerap menerornya melalui pesan singkat (SMS). Pelaku meminta tebusan Rp25 juta. Jumlah yang besar untuk ukuran Nurlaila yang hanya tinggal di rumah kontrakan.
“Mereka berkali-kali telefon dan SMS meminta dikirim uang Rp25 juta,” tutur Nurlaila, Sabtu (19/4/2013).
Novi diketahui hilang pada 4 April 2013 sore. Saat itu dia baru saja pulang mengajar di sebuah PAUD di Jalan Daud Beureuh, Banda Aceh.
“Waktu itu ada temannya lihat Novi naik labi-labi (angkot) ke arah kota. Setelah itu enggak tahu lagi,” ujar Nurlaila.
Biasanya, pukul 17.30 WIB, Novi sudah berada di rumah. Namun, hari itu, Novi tak kunjung pulang hingga malam. Saat dihubungi, telefon genggamnya tidak aktif lagi. Keluarga juga sudah mencari Novi ke kerabat terdekat dan sanak famili, namun hasilnya nihil.
Dua hari setelah tidak pulang, ada seorang pria yang menelefon dan mengabarkan bahwa Novi bersamanya di kawasan Kota Lhokseumawe.
Penelefon meminta uang tebusan Rp25 juta dan ditransfer ke rekening sebuah bank. Setelah itu, Nurlaila kerap menerima telefon dan SMS dari nomor berbeda-beda yang meminta uang tebusan, hingga hari ini.
Novi tercatat baru setahun tinggal di rumah kakaknya di Blang Oi, Banda Aceh, setelah kuliah di Medan, Sumatera Utara. Novi, anak keenam dari pasangan Muhammad Saleh (alm) dan Rohani, lahir dan besar di Medan.
Kesehariannya Novi dikenal anak baik. “Dia jarang keluar sendiri kecuali waktu kerja. Itu pun saya yang antar ke tempat kerja. Begitu selesai mengajar dia langsung pulang ke rumah. Kalau ada ke pasar atau jalan-jalan selalu sama saya atau sama keluarga," tutur Nurlaila.
Sepengetahuannya, Novi jarang berteman dengan pria, bahkan belum memiliki pacar.
Hal tersebut dibenarkan ibu Novi, Rohani. "Dia memang tidak pernah macam-macam,” ucap Rohani.
Tak ada kelakuan aneh dari Novi sebelum hilang. Dia juga tidak pernah mengatakan ada masalah kepada keluarga.
Kasus kehilangan ini sudah dilaporkan ke polisi, namun belum ada titik terang keberadaan perempuan tersebut.
Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal, pun ikut prihatin dengan kasus ini, apalagi status Novi sebagai guru PAUD. “Jarang terjadi kejadian-kejadian penculikan seperti ini di Banda Aceh, ini modus baru,” kata Illiza.
Dia berharap Novi segera ditemukan. Dia juga meminta polisi melacak keberadaan penculik perempuan muda itu. (Salman Mardira - Okezone.com )
Kesedihan perempuan warga Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, itu bertambah karena sejak Novi hilang dua pekan lalu, orang yang mengaku sebagai penculik kerap menerornya melalui pesan singkat (SMS). Pelaku meminta tebusan Rp25 juta. Jumlah yang besar untuk ukuran Nurlaila yang hanya tinggal di rumah kontrakan.
“Mereka berkali-kali telefon dan SMS meminta dikirim uang Rp25 juta,” tutur Nurlaila, Sabtu (19/4/2013).
Novi diketahui hilang pada 4 April 2013 sore. Saat itu dia baru saja pulang mengajar di sebuah PAUD di Jalan Daud Beureuh, Banda Aceh.
“Waktu itu ada temannya lihat Novi naik labi-labi (angkot) ke arah kota. Setelah itu enggak tahu lagi,” ujar Nurlaila.
Biasanya, pukul 17.30 WIB, Novi sudah berada di rumah. Namun, hari itu, Novi tak kunjung pulang hingga malam. Saat dihubungi, telefon genggamnya tidak aktif lagi. Keluarga juga sudah mencari Novi ke kerabat terdekat dan sanak famili, namun hasilnya nihil.
Dua hari setelah tidak pulang, ada seorang pria yang menelefon dan mengabarkan bahwa Novi bersamanya di kawasan Kota Lhokseumawe.
Penelefon meminta uang tebusan Rp25 juta dan ditransfer ke rekening sebuah bank. Setelah itu, Nurlaila kerap menerima telefon dan SMS dari nomor berbeda-beda yang meminta uang tebusan, hingga hari ini.
Novi tercatat baru setahun tinggal di rumah kakaknya di Blang Oi, Banda Aceh, setelah kuliah di Medan, Sumatera Utara. Novi, anak keenam dari pasangan Muhammad Saleh (alm) dan Rohani, lahir dan besar di Medan.
Kesehariannya Novi dikenal anak baik. “Dia jarang keluar sendiri kecuali waktu kerja. Itu pun saya yang antar ke tempat kerja. Begitu selesai mengajar dia langsung pulang ke rumah. Kalau ada ke pasar atau jalan-jalan selalu sama saya atau sama keluarga," tutur Nurlaila.
Sepengetahuannya, Novi jarang berteman dengan pria, bahkan belum memiliki pacar.
Hal tersebut dibenarkan ibu Novi, Rohani. "Dia memang tidak pernah macam-macam,” ucap Rohani.
Tak ada kelakuan aneh dari Novi sebelum hilang. Dia juga tidak pernah mengatakan ada masalah kepada keluarga.
Kasus kehilangan ini sudah dilaporkan ke polisi, namun belum ada titik terang keberadaan perempuan tersebut.
Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal, pun ikut prihatin dengan kasus ini, apalagi status Novi sebagai guru PAUD. “Jarang terjadi kejadian-kejadian penculikan seperti ini di Banda Aceh, ini modus baru,” kata Illiza.
Dia berharap Novi segera ditemukan. Dia juga meminta polisi melacak keberadaan penculik perempuan muda itu. (Salman Mardira - Okezone.com )
Posting Komentar