bangku taman di Taman Suropati (Dhani/detikom) |
"Bisa dilakukan dengan menempatkan petugas untuk mengawasi warga dalam pemakaian fasilitas taman agar tidak disalahgunakan. Bisa juga dengan memberi lampu penerangan di dekat bangku-bangku taman dan juga berlakukan jam kunjungan taman. Dimana saat menjelang magrib taman sudah ditutup oleh umum," ujar Yayat saat berbincang dengan detikcom, Senin (21/10/2013).
Yayat juga berpendapat, Pemprov DKI juga bisa mencontoh peraturan taman yang ada di Banda Aceh. "Persoalannya bukan sekedar mengganti kursi tamannya, tapi seharusnya bisa belajar cara pengelolaan taman di Bandah Aceh yang memberlakukan hukum syariat bagi warganya," kata Yayat
Yayat mengatakan, Pemprov juga harus selalu mengawasi para petugas taman tersebut agar tidak ada terjadi penyimpangan. "Terkadang ada juga yang suka memberi tip kepada petugas di jam-jam malam untuk berbuat tidak selayaknya di taman," imbuh Yayat.
Bangku-bangku taman yang tersedia di taman-taman di Jakarta sering disalahgunakan masyarakat untuk berpacaran. Untuk itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan mengganti semua bangku taman yang bisa menampung dua orang (double seat) menjadi hanya bisa menampung seorang saja (single seat).
"Untuk bangku taman akan kita ubah tidak untuk double tapi single, karena saya malam-malam itu ngecek kalau yang double sering digunakan buat tiduran atau pacaran. Artinya taman itu dipakai untuk kegiatan lain, jangan cuma buat pacaran saja," tutur Jokowi saat menghadiri pembukaan Festival Taman di Taman Cattleya, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (19/10/2013).
Sumber: detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar