Blokir Jalan di Trumon Berlanjut/Foto: diliputnews.com |
TAPAKTUAN – Warga Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan, mengancam akan memisahkan diri dari wailayah admistratif Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, ancaman itu terkait tidak adanya respon dari Pemkab setempat atas permintaan perbaikan jalan diwailayah itu.
Ancaman tersebut disampaikan oleh warga lima Desa Kecamatan Trumon Timur yang melakukan aksi pemblokiran ruas jalan yang menghubungkan Kotamadia Sabussalam hingga Jumat (25/10), masih berlanjut.
Menurut Koordinator aksi, Muliadi ancaman pemisahan diri itu disampaikan oleh warga sekitar, karena mereka menilai Pemkab setempat tidak sedikitpun memperhatikan aspirasi mereka.
“Untuk apa kami tetap dibawah admistrasi Pemkab Aceh Selatan, jika apa jadi permintaan kami tidak pernah diperhatikan, lebih baik kami bergabung saja dengan Pemko Subussalam. ” kata Muliadi kepada DiliputNews.com.
Ia menambahkan, warga memberikan kesempatan selama lima hari kepada Bupati Aceh Selatan, maupun dinas terkait untuk turun kelokasi dan meninjau kondisi jalan rudak itu, serta memberikan pernyataan tentang kepastian pembangunan jalan tersebut dilakukan.
Dalam aksi tersebut, kata Muliadi, pihaknya bersama warga menghadang truk pengangkut sawit milik PT. Agro Sinergi Nusantara (ASN) serta mobil karyawan tersebut agar tidak melintas dijalan itu, pasalnya truk pengangkut sawit itu dinilai pemicu kerusakan jalan tersebut.
“Kalau pihak perusahaan PT. ASN, ingin melintas silahkan buat jalan sendiri, jangan melintas di jalan sini, sebab jalan itu bukan milik perusahaan, karena jalan sudah ada sebelum perusahaan beroperasi,” ujarnya.
Jika dalam tempo lima hari yang berikan tersebut, pihak pemkab Aceh Selatan tidak menggrubisnya maka meraka akan menggalang massa lebih banyak untuk melakukan unjuk rasa ke kantor Bupati setempat.
Warga juga meminta kepada DPRK setempat , untuk memanggil Bupati maupun dinas terkait guna menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pembangunan jalan yang diklaim rusak parah tersebut.
Dari Pantauan DiliputNews.com, dilokasi pembalokiran, warga juga masih melakukan pembakaran ban dan memasang tenda di temgah jalan.(Red/Af)
Ancaman tersebut disampaikan oleh warga lima Desa Kecamatan Trumon Timur yang melakukan aksi pemblokiran ruas jalan yang menghubungkan Kotamadia Sabussalam hingga Jumat (25/10), masih berlanjut.
Menurut Koordinator aksi, Muliadi ancaman pemisahan diri itu disampaikan oleh warga sekitar, karena mereka menilai Pemkab setempat tidak sedikitpun memperhatikan aspirasi mereka.
“Untuk apa kami tetap dibawah admistrasi Pemkab Aceh Selatan, jika apa jadi permintaan kami tidak pernah diperhatikan, lebih baik kami bergabung saja dengan Pemko Subussalam. ” kata Muliadi kepada DiliputNews.com.
Ia menambahkan, warga memberikan kesempatan selama lima hari kepada Bupati Aceh Selatan, maupun dinas terkait untuk turun kelokasi dan meninjau kondisi jalan rudak itu, serta memberikan pernyataan tentang kepastian pembangunan jalan tersebut dilakukan.
Dalam aksi tersebut, kata Muliadi, pihaknya bersama warga menghadang truk pengangkut sawit milik PT. Agro Sinergi Nusantara (ASN) serta mobil karyawan tersebut agar tidak melintas dijalan itu, pasalnya truk pengangkut sawit itu dinilai pemicu kerusakan jalan tersebut.
“Kalau pihak perusahaan PT. ASN, ingin melintas silahkan buat jalan sendiri, jangan melintas di jalan sini, sebab jalan itu bukan milik perusahaan, karena jalan sudah ada sebelum perusahaan beroperasi,” ujarnya.
Jika dalam tempo lima hari yang berikan tersebut, pihak pemkab Aceh Selatan tidak menggrubisnya maka meraka akan menggalang massa lebih banyak untuk melakukan unjuk rasa ke kantor Bupati setempat.
Warga juga meminta kepada DPRK setempat , untuk memanggil Bupati maupun dinas terkait guna menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pembangunan jalan yang diklaim rusak parah tersebut.
Dari Pantauan DiliputNews.com, dilokasi pembalokiran, warga juga masih melakukan pembakaran ban dan memasang tenda di temgah jalan.(Red/Af)
Sumber: diliputnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar