BANDA ACEH - Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, Apridar SE MSi, Senin (18/3) meraih gelar doktor bidang ilmu ekonomi. Kepastian itu diperoleh setelah Apridar dinyatakan lulus dalam Sidang Ujian Promosi Disertasi Terbuka di Balai Sidang Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam, Banda Aceh.
Apridar menjadi doktor Ke-14 Program Doktor Ilmu Ekonomi Unsyiah. Ia lulus dengan nilai A dan predikat ‘memuaskan’ setelah mempertahankan disertasinya berjudul Daya Saing Ekspor Ikan Tuna Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Sidang ujian promosi doktor tersebut dibuka dan ditutup Rektor Unsyiah, Prof Dr Samsul Rizal MEng selaku ketua sidang. Sedangkan promotor dan pengujinya terdiri atas Prof Dr Abubakar Hamzah (Ketua Komisi Promosi/Penguji), Prof Dr Said Muhammad MA dan Dr Sofyan Syahnur MSi (Ko-Promotor/Penguji), Prof Dr Mohd Nur Syechalad MS dan Prof Dr Raja Masbar MSc (Penguji Bidang Konsentrasi), Prof Dr Ramli SE MSi (Penguji Bidang Konsentrasi/Luar Institusi), dan Prof Dr Syamsul Rizal MSc (Penguji/Senat Unsyiah).
Sidang tersebut dihadiri sekitar 200 undangan. Di antaranya Presiden PT Arun NGL Co, Iqbal Hasan Saleh, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Zulfan Nukman, mantan rektor Unimal Prof A Hadi Arifin, puluhan dosen dari Unimal dan Unsyiah, serta sejumlah undangan lainnya.
Berdasarkan hasil analisisnya dalam disertasi itu, Apridar menyebutkan, daya saing ekspor ikan tuna Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) termasuk tinggi, walaupun dibanding Thailand dan Vietnam, Indonesia berada di posisi ketiga. “Karena potensi yang kita miliki sangat besar dibanding negara-negara lain di ASEAN, seharusnya Indonesia berada pada posisi puncak,” ujarnya.
Apridar memprediksi, daya saing ekspor tuna Indonesia pada tahun 2015 akan menurun trennya. “Itu karena, pemerintah kita belum menyiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan terjadi tahun 2015. Daya saing kita sekarang tinggi justru karena ditopang potensi alam yang kita miliki,” tukasnya.
Ia sarankan pemerintah, khususnya Pemerintah Aceh, hendaknya memberi perhatian khusus pada sektor perikanan dengan membangun fasilitas yang memadai. Terkait bisnis tuna di Aceh, Rektor Unsyiah menyarankan perlunya dibuat peta daerah tangkapan tuna serta memperbanyak varian makanan yang bisa diolah dari ikan tuna untuk menghasilkan nilai tambah yang bisa meningkatkan pendapatan nelayan Aceh. [si]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar