Foto: metronews |
"Sejauh ini tidak ada korban jiwa dan kami berharap hujan tidak lagi turun. Kondisinya saat ini sudah darurat dan warga kita minta tetap waspada," katanya di Meulaboh, Sabtu malam.
Saat mengunjungi lokasi pengungsian di Kecamatan Johan Pahlawan, bupati Alaidinsyah mengatakan kawasan terparah dilanda banjir adalah Woyla Timur yang berjarak sekitar 50 kilometer arah utara Meulaboh.
Didampingi Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Dedek Risman, ia mengatakan semua tim siaga bencana sudah siaga disejumlah lokasi dan mengevakuasi warga ketempat lebih aman.
Menurut Alaidinsyah, meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian diperkirakan cukup besar karena ada empat unit rumah warga dan jembatan rusak di Kecamatan Pante Ceureumen, dan Woyla Timur.
"Untuk kerugian masih dalam pendataan. Hal yang jelas saat ini banyak padi petani yang sudah di panen hanyut akibat banjir," katanya menambahkan.
Sementara itu Dedek Risman menambahkan, pihaknya mendirikan dapur umum di Desa Pasie Mesjid Kecamatan Johan Pahlawan, sementara untuk kecamatan lainnya hanya dikirim logistik dengan perahu karet.
Lebih 5.000 jiwa yang sudah didata sebagai pengungsi dan mendapat jatah bantuan logistik.
"Warga Woyla Timur dan kecamatan lain tidak mau dievakuasi karena itu kita hanya mengirimkan logistik sebab disana mereka mengungsi di kawasan lebih tinggi yang sifatnya berpencar-pencar," katanya menambahkan.
Samsuar, salah seorang pengungsi korban banjir asal Desa Pasie Masjid Johan Pahlawan mengaku desanya sudah kerap dilanda banjir.
"Seharusnya dibangun tebing dipingir sungai dan saluran air dibenahi, karena banjir disini selain faktor hujan juga sungai Meureubo itu paling mengancam, apalagi pemukiman kami dekat dengan aliran sungai," katanya.
Banjir juga menyebabkan terputusnya arus transportasi darat Meulaboh-Tutut karena ketingian air di bada jalan hampir satu meter.
Sumber: antara news
[jemp]
Posting Komentar