Dok: foto antara |
BANDA ACEH - Peneliti Publik Expecter Analysis and Capasity Strenghening Program (PECAP) Rahmad Suhanda mengatakan, belanja kesehatan Aceh terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun kebutuhan dokter yang tersedia untuk pelayanan kesehatan masyarakat sangat minim.
"Ketersediaan dokter minim dan jauh dari target nasioanal. Dimana target nasional untuk 1 dokter melayani 2500 penduduk, sedangkan Aceh mempunya rasio 1 dokter untuk 7000 penduduk," kata Rahmat Suhanda saat menghadiri diskusi publik Analisis belanja sektor kesehatan Aceh, Selasa (2/4) di Lambhuk, Banda Aceh.
Rasio terbesar, Rahmad menjelaskan, terjadi di kota subulussalam dan Simeulue, dimana 1 dokter untuk 7000 penduduk. Sedangkan rasio terkecil berada di Banda Aceh dan Sabang, yakni 1 dokter untuk 3000 penduduk.
"Kesenjangan ini terjadi karena dokter banyak tersebar di provinsi ketimbang di daerah," imbuhnya.
Sementara itu mengenai pengelolaan anggaran kesehatan, Rahmad menjelaskan, pada tahun 2012 lalu dari total dana 931 miliar, sebanyak 734 miliar digunakan untuk belanja barang dan jasa.
"Belanja kesehatan Aceh condong pada belanja kuratif (penyembuhan), seperti belanja penyedian sarana dan prasrana serta asuransi kesehatan yang besar. Sedangkan belanja preventif (pencegahan) hanya empat atau dua persen," ujarnya.(Saradi Wantona)
Sumber: acehonline.info
[jemp]
Posting Komentar