Terkurungnya binatang liar bertubuh besar itu di kawasan perkampungan warga terjadi sejak sekitar setahun terakhir sehingga aktivitas petani setempat terusik. Misalnya, ratusan hektare kebun kakao, pinang, dan durian hancur digasak binatang berbelalai tersebut.
Pemerhati lingkungan hidup yang juga tokoh masyarakat Mane bernama Sulaiman kepada Media Indonesia, Sabtu (12/10), mengatakan awalnya gajah keluar dari hutan belantara memasuki perkebunan dan permukiman warga. Karena mengusik kenyamanan warga, kemudian pihaknya bersama tim Consevation Response Unit (CRU) dari FFI berulang kali menghalau gajah itu supaya kembali ke hutan.
Namun, kembalinya gajah itu selalu tertahan atau terhalang dengan aktivitas penambang emas tradisonal ilegal yang beraktivitas siang dan malam di sekitar hutan. "Padahal kami sudah berusaha menggiring dengan menggunakan lima gajah terlatih supaya gajah liar itu kembali ke habitatnya di hutan bebas. Tapi binatang itu balik arah karena takut pada kebisingan penambang emas sepanjang pinggiran hutan," kata Sulaiman. (Amiruddin Abdullah Reubee)
sumber : http://www.metrotvnews.com
Posting Komentar